Biduk Pengangkut Air
April 6, 2015 25 Comments
Gili Trawangan Lombok tersohor berkat keindahan pantai-pantainya yang digilai pejalan dari berbagai belahan dunia. Sebagian orang bahkan menyebut pulau kecil ini sebagai potongan surga. Namun, di balik kemolekan Gili Trawangan, terserak berbagai kisah kerja keras dan perjuangan. Salah satunya tentang para pengangkut air. Pulau ini memang mengandalkan pasokan air segar dari luar pulau. Para pengangkut air itu bertugas mengangkat galon-galon kosong ke biduk yang bersandar di tepi pantai. Nantinya, kapal tersebut akan kembali ke Gili Trawangan mengangkut galon-galon yang sudah berisi air. Saat itulah para pekerja itu akan kembali bertugas, menurunkan galon-galon tersebut dan membawanya ke daratan.
Foto ini diunggah untuk meramaikan event Turnamen Foto Perjalanan Ronde 59 : Biduk, dengan Danan Wahyu sebagai tuan rumahnya.
Latarnya juga keren, sama biru dengan lautnya, tapi ada strip hijau dari barisan pepohonan yang jauh itu. Semoga berhasil dengan turnamennya, Mbak :)).
Ngubek-ngubek folder foto, ternyata gak punya banyak foto biduk. Masih lumayan nemu ini, meskipun fotonya gak maksimal. Maksih ya Gara doanya 😀
Ya, sama-sama Mbak :)).
aku sukaa mbak Yus… kegiatan yang nggak biasa …bawa galon kosong ke dalam perahu.., berapa banyak galon yg dikonsumsi orang pulau ya
Aku juga penasaran jumlahnya tuh mbak, pasti banyak bangeeet. Apalagi yg buat hotel2 besar itu
Hmmm… boleh saya menyimpulkan kalau di Gili Trawangan itu ada air tanah tapi tidak bagus untuk diminum jadi mereka terpaksa “mengimpor” dari pulau Lombok?
Yaap betul, di sana ada air mawi, tapi payau. Di penginapan2 yg murah, mandinya juga pakai air payau, jd ya lengket2 gitu 🙂
Traveller bgt ni mbknya
Anu mas, aku cuma mbak mbak kantoran aja 😀
berarti mereka tidak ada sumber air bersih ya mbak?
Ada mas, tapi air payau. Kalau untuk mandi masih bisa, tp kalau minum agak aneh rasanya 😀
Yang tertutup kabut itu Rinjani bukan mbak…?
Fotonya saya suka sekali…
Semoga berhasil ya mbak…
Eh itu Rinjani bukan ya, sepertinya bukan mas. Makasiih sudah suka fotonya 😀
Good aventure Sis Yusmie.. Wanderlust East Java
Tengkyuuu
you are welcome Miss Yusmie
Pingback: #TFP Ronde 59 – Biduk | Danan Wahyu Sumirat
pengangkut air merupakan kearifan yang terkadang terlupa menurutku mbak..
kayak porter atau pedagang kakilima di suatu wisata gitu
Vital tapi tak terabaikan, kalau mereka gak ada, baru terasa pentingnya perannya ya mas
Ah.. Jadi kangen sama 3 Gili.. 😦
Brarti balik ke sana lagi ajaa 😀
Aku selalu merindu gili trawangan dengan beragam keunikannya dan galon aqua ini juga unik coz aku ngak perna berfikir bagaimana galon2 ini sampai di pulau hehehe
Yuks main ke sono lagi Om. Aku malah mbayangin berapa galon yg harus dibawa ke pulau setiap harinya yak..hehe
dijakarta menganggkut galon menggunakan sepeda motor disana harus menjebrangi laut
Itulah…dan Indonesia bukan hanya Jakarta 🙂