Bersantai di Bukittinggi

Pemandangan Kota Bukittinggi dari Jembatan Limpapeh

Pemandangan Kota Bukittinggi dari Jembatan Limpapeh

Saya mulai bersungut-sungut. Mobil yang akan mengangkut kami ke Bukittinggi belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berangkat. Padahal sudah 30 menit lebih saya bengong di area parkir Bandara Internasional Minangkabau yang panasnya minta ampun. Pak sopir masih betah bener menunggu penumpang lain. Dia tak peduli kami sudah hampir berubah menjadi daging asap!

Setelah hampir sejam ngetem, pak sopir mengakhiri penderitaan kami. Mobil perlahan meluncur menuju Kota Bukittinggi. Huuft. Perjalanan memakan waktu sekitar 2,5 jam. Tak lama sebenarnya. Tapi perjalanan panjang dari Solo membuat badan mulai menagih jatah istirahat. Pikiran mulai melantur kemana-mana. Pokoknya pingin segera gegoleran di kasur. Faktor U memang susah dibohongi. Read more of this post

Memori Suram Lubang Jepang

Jika ada nasihat untuk memilih pasangan hidup dengan cermat, saran senada harusnya berlaku dalam memilih guide. Pemandu wisata bisa sangat memengaruhi kualitas sebuah perjalanan, apalagi untuk jenis wisata sejarah, seperti Lobang Jepang di Bukittinggi, Sumatra Barat.

Lorong masuk Lubang Jepang

Lorong masuk Lubang Jepang

Sebut saja siang itu saya sedang apes. Boro-boro mendapat pemandu yang informatif, cerdas, ramah dan sabar meladeni pertanyaan. Saya malah mendapat jatah guide tak sabaran yang buru-buru ingin merampungkan tugasnya. Ujung-ujungnya, saya pun hanya bisa menggerutu tiada henti. Nama guide itu? Saya sudah lupa.
Read more of this post