Pariwisata (Idealnya) Ramah Difabel

difabel

Candi Plaosan belum dilengkapi dengan sarana aksesibilitas, sehingga menyulitkan untuk para difabel

Candi Plaosan memesona seperti biasanya. Perpaduan candi-candi kukuh dan hamparan langit biru cerah bagai duet maut, menggoda para pemburu keindahan. Saya pun takluk. Namun, siang itu perhatian saya terbelah. Saat mengamati relief candi, pandangan mata saya berulang kali teralihkan kepada sesosok gadis kecil berambut pirang dan berbaju pink. Dia sendirian di pelataran candi, dekat pintu gerbang. Duduk di kursi roda. Pandangan matanya fokus ke komputer tablet yang dipegangnya. Entah dengan siapa dia datang.

Saat kami hendak meninggalkan kompleks candi, teka-teki itu terjawab. Seorang wanita cantik berkaus biru muda menghampirinya. Mungkin ibunya atau saudaranya. Wanita itu tadinya terlihat serius mengamati bagian-bagian candi. Mungkin peneliti karena gayanya bukan seperti turis kebanyakan. Bisa juga dia seseorang yang sangat menyukai candi. Entahlah. Read more of this post